BMKG Klarifikasi Isu Ancaman Gempa Besar Sesar Lembang: Masyarakat Diminta Tetap Waspada, Tanpa Panik

Berita, Jabar140 Dilihat

Bandung, Lintasnusa.com – 21 Juni 2025 Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Geofisika Bandung memberikan klarifikasi terhadap pemberitaan sejumlah media online terkait potensi gempa besar dari Sesar Lembang yang dinilai menimbulkan keresahan di masyarakat.

Kepala Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu, menyatakan bahwa pemberitaan mengenai ancaman gempa dari Sesar Lembang perlu diluruskan agar tidak menimbulkan kepanikan. BMKG menegaskan bahwa meskipun Sesar Lembang memiliki potensi gempa, belum ada teknologi yang mampu memprediksi secara pasti waktu terjadinya gempa bumi.

“BMKG sudah memasang 33 sensor seismograf di Jawa Barat, dengan enam di antaranya terpasang di wilayah sekitar Lembang untuk memantau pergerakan gempa, termasuk dari Sesar Lembang,” jelas Rahayu.

Berdasarkan Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia 2017, Sesar Lembang berpotensi memicu gempa bumi dengan magnitudo maksimal 6,8 jika seluruh segmen sesar bergerak secara bersamaan. Guncangan tersebut dapat menimbulkan kerusakan dengan skala intensitas VI hingga VIII MMI, seperti retakan bangunan, kerusakan atap, dan ambruknya rumah-rumah sederhana.

Baca Juga : Marbot di Depok Ditangkap karena Curi Uang Kas Masjid untuk Foya-foya

“Namun perlu dicatat bahwa data ini bersifat potensi, bukan prediksi waktu kejadian,” tegas Rahayu.

Aktivitas terakhir Sesar Lembang tercatat pada tahun 2011 dengan gempa magnitudo 3,3 yang mengakibatkan kerusakan pada sekitar 300 rumah warga. Hingga saat ini, belum pernah terjadi pelepasan energi gempa dari seluruh segmen Sesar Lembang.

Meskipun potensi gempa tetap ada, masyarakat diimbau untuk tidak panik dan lebih fokus pada upaya mitigasi bencana. BMKG mengajak semua pihak, termasuk pemerintah daerah, untuk meningkatkan edukasi dan literasi kebencanaan kepada masyarakat.

“Mitigasi non-struktural seperti sosialisasi dan simulasi, serta mitigasi struktural berupa penyediaan rambu evakuasi, jalur aman, hingga peringatan dini berbasis kearifan lokal harus terus ditingkatkan,” tambahnya.

BMKG menegaskan bahwa kesiapsiagaan merupakan kunci utama dalam menghadapi bencana alam. “Yang lebih menakutkan dari gempa adalah kepanikan dan ketidaksiapan,” pungkas Rahayu.


Stasiun Geofisika BMKG Bandung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *