Gubernur Dedi Mulyadi Tanggapi Tangis Istri Tersangka Perusakan Rumah Retret di Cidahu: Fokus Bantu Sosial, Hormati Proses Hukum

Berita, Jabar84 Dilihat

Sukabumi, Lintasnusa.com – 6 Juli 2025 Gubernur Jawa Barat H. Dedi Mulyadi menerima kunjungan sejumlah istri dan ibu dari para tersangka kasus perusakan rumah singgah yang dijadikan tempat retret pelajar Kristen di Desa Tangkil, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi. Dengan isak tangis, mereka memohon agar suami dan anggota keluarga mereka dibebaskan dari proses hukum yang kini sedang berjalan.

Sebagaimana diketahui, Kepolisian telah menetapkan tujuh orang tersangka dalam kasus yang sempat menimbulkan keprihatinan nasional itu. Para tersangka disebut terlibat dalam aksi penyerangan dan perusakan rumah retret serta penurunan simbol keagamaan.

Dalam pertemuan tersebut, para istri dan ibu datang dalam kondisi serba terbatas. Beberapa di antaranya menggendong bayi, sedang hamil besar, bahkan kehilangan satu-satunya pencari nafkah dalam rumah tangga.

Salah satu ibu, orang tua dari Encek Maulana (27), menyampaikan bahwa anaknya bekerja serabutan sebagai tukang steam motor dan kini ditahan. Ia memohon kepada Gubernur agar dapat membantu pembebasan.

“Saya mohon ya, Pak. Anak saya belum kerja tetap. Saya tidak punya suami, suami saya sudah meninggal,” ujarnya sambil menangis.

Cerita senada juga disampaikan oleh istri Sabil, seorang buruh pabrik air minum. Ia menuturkan kesedihan anaknya yang masih berusia 4 tahun dan terus bertanya di mana ayahnya.

“Anak saya sampai buat agar-agar untuk dimakan bareng ayahnya. Pas lihat mobil lewat, dia lari sambil teriak ‘ayah, ayah!’ tapi itu mobil tetangga,” kisahnya dengan suara terbata.

Merespons hal tersebut, Gubernur Dedi Mulyadi menyatakan bahwa dirinya tidak memiliki kewenangan untuk membebaskan tahanan, karena proses hukum merupakan domain aparat penegak hukum. Namun, ia menegaskan akan mengambil tanggung jawab sosial atas dampak yang kini dirasakan para keluarga tersangka.

“Saya gubernur, saya tidak bisa keluarkan orang dari tahanan. Itu kewenangan penyidik. Tapi kalau soal dapur, soal kebutuhan dasar, itu tanggung jawab saya. Ibu-ibu sekarang kehilangan tulang punggung keluarga,” ujar Dedi.

Baca Juga : Gubernur Dedi Mulyadi Tindaklanjuti Aduan Warga Soal Parkir Rp 20 Ribu di Bandung: Pelaku Diamankan Polisi

Dedi menyebut pihaknya akan segera menyalurkan bantuan kebutuhan pokok, serta memfasilitasi kebutuhan persalinan bagi istri dari tersangka Risman, yang kini sedang hamil delapan bulan tanpa pendamping keluarga.

Salah satu permintaan penting dari para keluarga tersangka adalah agar bisa difasilitasi bertemu langsung dengan pemilik rumah singgah, yakni Bapak Wedi, untuk menyampaikan permohonan maaf secara langsung.

“Kami sudah minta maaf lewat video, tapi belum bertemu langsung. Kami mohon Bapak bisa pertemukan,” pinta salah satu warga.

Dedi pun mengapresiasi keinginan baik ini dan menegaskan posisinya sebagai pemimpin yang berdiri untuk semua golongan, tanpa membedakan latar belakang agama, budaya, atau keyakinan.

“Saya berdiri di tengah. Jawa Barat adalah rumah bagi semua warga. Biarlah proses hukum berjalan, kita fokus bantu keluarga agar tetap kuat menghadapi cobaan ini,” tegasnya.

Warga juga menyampaikan bahwa selama 22 tahun tinggal berdampingan dengan rumah singgah tersebut, tidak pernah terjadi konflik keagamaan. Mereka berharap insiden ini menjadi pembelajaran bersama agar kerukunan tetap terjaga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *