Jakarta, Lintasnusa.com 7 November 2025 — Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dilaporkan ragu kepada para pembantu dekatnya mengenai kemungkinan peluncuran operasi militer yang bertujuan menggulingkan Presiden Venezuela, Nicolás Maduro. Keraguan itu terungkap di tengah peningkatan kehadiran militer AS di kawasan Karibia dan serangkaian serangan terhadap kapal-kapal yang diduga terlibat penyelundupan narkoba.
Menurut laporan The Wall Street Journal, diskusi internal di Gedung Putih menunjukkan bahwa strategi terhadap Venezuela masih berubah-ubah: awalnya operasi dikomunikasikan sebagai aksi antinarkotika yang menargetkan jaringan penyelundupan, namun terus berkembang menjadi pengerahan kekuatan militer terbesar AS di Karibia dalam beberapa dekade. Meski demikian, tujuan akhir — apakah untuk menggulingkan Maduro, memaksanya mengundurkan diri, atau memperoleh konsesi politik — belum diputuskan.
Kepemimpinan Trump dikabarkan terus menanyakan opsi-opsi militer kepada stafnya; pilihan yang dipaparkan berkisar dari peningkatan tekanan ekonomi hingga serangan terhadap fasilitas militer dan infrastruktur pemerintahan Venezuela. Beberapa pejabat menilai bahwa, meski opsi militer sering dibahas, presiden juga menunjukkan kehati-hatian dan belum memberi perintah operasi besar yang jelas.
Sementara itu, operasi laut AS baru-baru ini menewaskan dua orang pada 4 November ketika militer menargetkan sebuah kapal di Samudra Pasifik yang disebut terlibat penyelundupan narkoba. Kementerian Pertahanan AS menyatakan serangan itu menargetkan kapal yang melewati rute penyelundupan yang dikenal; peristiwa ini menjadi bagian dari rangkaian serangan maritim yang menimbulkan sorotan dan pertanyaan hukum dari sejumlah pihak.
Dalam pidato di Miami, Trump memuji tindakan militer terhadap kapal-kapal yang diduga terkait kartel dan menegaskan sikap keras terhadap mereka yang dianggap “terkait rezim Maduro”. Pernyataan publiknya menegaskan nada tekanan yang sama yang dipamerkan pemerintahan AS dalam beberapa minggu terakhir, meski kebijakan akhir terhadap Venezuela masih belum jelas.
Baca Juga : Gus Mus Tegaskan Penolakannya terhadap Rencana Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto
Ketegangan ini juga memicu perdebatan politik di AS mengenai otoritas eksekutif untuk melakukan tindakan militer tanpa persetujuan Kongres, dan desakan dari beberapa legislator agar administrasi memberikan lebih banyak transparansi tentang dasar hukum dan target operasi.
Kesimpulan: sampai saat ini, AS telah meningkatkan kehadiran militernya di kawasan dan melancarkan serangkaian serangan terhadap kapal-kapal yang dituduh melakukan penyelundupan narkoba; tetapi, menurut sumber-sumber pejabat dan laporan pers, rencana tindakan langsung untuk menggulingkan Maduro masih dalam pertimbangan dan belum menjadi keputusan final. The Wall Street







