Ironis, Bangunan Megah RSUP Tapi Warga Sekitar Harus “Menikmati” Air dan Lumpur

Berita468 Dilihat

Jayapura, Lintasnusa.com – 10 Juli 2025 Hujan deras yang mengguyur Kota Jayapura pada Selasa (8/7) kembali menyebabkan banjir di sejumlah wilayah, termasuk kawasan pemukiman warga di Kampung Konya, Distrik Abepura. Luapan air dan tumpukan sampah yang terbawa arus tidak hanya merendam rumah-rumah warga, tapi juga membuat aktivitas sehari-hari menjadi lumpuh. Lebih dari 24 jam setelah hujan reda, genangan masih belum surut di sejumlah titik hingga Rabu (9/7) sore.

Kondisi paling parah terjadi di Perumahan Organda dan pemukiman Konya yang berada tepat di belakang bangunan megah Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Jayapura. Kawasan ini selama bertahun-tahun dikenal sebagai langganan banjir, namun hingga kini belum mendapatkan penanganan struktural yang memadai.

Pantauan lapangan tim Cenderawasih Pos menunjukkan banjir menggenangi hampir seluruh area pemukiman. Sejumlah warga terlihat harus menerobos genangan air bercampur lumpur untuk beraktivitas. Tak sedikit pula yang memilih tetap tinggal di dalam rumah, sementara beberapa lainnya terlihat membersihkan sisa lumpur dan sampah dari genangan yang masuk ke rumah mereka. Ironisnya, air banjir berwarna kecoklatan bahkan digunakan warga untuk mencuci motor akibat ketiadaan air bersih.

Baca Juga : Sampaikan Program KWh Pascabayar, PLN ULP Ciamis Laksanakan Sosialisasi di Dusun Sagulingkolot

Fakta yang memperparah kondisi ini adalah berkurangnya kawasan resapan air di wilayah Konya. Kawasan yang sebelumnya menjadi titik resapan alami kini telah ditimbun untuk keperluan pembangunan RSUP Jayapura. Dampaknya, drainase dari wilayah hulu seperti Padang Bulan dan Lembah Emereuw tidak lagi mampu menampung debit air, sehingga air langsung meluap ke pemukiman sekitar.

Warga berharap Pemerintah Provinsi Papua dan pihak terkait segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi permasalahan banjir yang terus berulang. Keberadaan fasilitas kesehatan berskala nasional seperti RSUP Jayapura semestinya juga dibarengi dengan pembangunan infrastruktur lingkungan yang berkelanjutan dan tidak mengorbankan masyarakat sekitar.

“Kami tidak menolak pembangunan RSUP, tapi harusnya ada solusi untuk kami yang ada di bawahnya. Masa bangunan megah berdiri, kami malah harus tinggal di tengah lumpur setiap hujan datang,” ungkap salah seorang warga Konya yang enggan disebutkan namanya.

Hingga rilis ini disampaikan, belum ada tanggapan resmi dari pihak RSUP maupun pemerintah daerah terkait rencana penanganan banjir di wilayah terdampak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *