Jakarta, Lintasnusa.com – Sejumlah pedagang mengaku kebingungan menyusul fenomena banyaknya toko yang memilih angkat kaki dari pusat perbelanjaan District 8 Blok M, Jakarta Selatan. Kondisi ini memunculkan tanda tanya mengenai keberlangsungan aktivitas perdagangan di kawasan tersebut.
Pantauan pada Selasa (2/9/2025), terlihat beberapa gerai di area District Blok M sudah tutup permanen. Beberapa tenant bahkan meninggalkan papan pengumuman “out of business” dan “for rent” di depan tokonya.
Salah seorang pedagang aksesoris, Rina (37), mengaku khawatir dengan situasi ini. “Dulu ramai sekali, tapi sekarang makin sepi. Banyak toko tutup, otomatis pengunjung berkurang. Kami yang masih bertahan jadi bingung, mau lanjut atau ikut keluar,” ujarnya.
Fenomena sepinya pengunjung diyakini menjadi faktor utama hengkangnya sejumlah tenant. Selain itu, biaya operasional yang tinggi juga disebut menambah beban pedagang.
Pengelola District Blok M melalui perwakilannya, Andi Pratama, tidak menampik adanya sejumlah tenant yang hengkang. Namun ia memastikan pihak manajemen sedang menyiapkan strategi baru untuk menarik kembali minat pengunjung. “Kami sedang merancang program event dan promosi agar traffic pengunjung meningkat lagi. District Blok M tetap berkomitmen mendukung pedagang yang bertahan,” jelasnya.
Baca Juga : Gibran Digugat Perdata di PN Jakpus Gara-Gara Syarat Daftar Cawapres
Sementara itu, pakar ekonomi perkotaan dari Universitas Indonesia, Dr. Hendra Wijaya, menilai fenomena ini merupakan bagian dari dinamika bisnis ritel di tengah perubahan perilaku belanja masyarakat. “Tren belanja online sangat memengaruhi pusat perbelanjaan. Pengelola harus lebih kreatif menciptakan daya tarik agar konsumen mau datang langsung,” katanya.
Kondisi di District Blok M menjadi sorotan lantaran kawasan ini sebelumnya dikenal sebagai salah satu pusat gaya hidup dan belanja anak muda di Jakarta Selatan. Kini, para pedagang berharap langkah cepat manajemen bisa mengembalikan keramaian yang dulu pernah ada.