POLRES KETAPANG TANGANI KASUS PERAHU NELAYAN TENGGELAM AKIBAT CUACA EKSTREM DI PERAIRAN DELTA PAWAN

Berita41 Dilihat

Ketapang, Lintasnusa.com – Kondisi cuaca ekstrem yang melanda perairan Kalimantan Barat kembali menyebabkan insiden kecelakaan laut. Seorang nelayan bernama Asmi (65), warga Desa Sukabangun, Kecamatan Delta Pawan, Kabupaten Ketapang, dilaporkan meninggal dunia setelah perahu mini yang digunakannya tenggelam akibat gelombang tinggi dan badai mendadak saat mencari ikan.

Peristiwa ini terjadi tidak lama setelah insiden serupa dilaporkan di wilayah Kabupaten Kayong Utara. Polres Ketapang bersama instansi terkait kini melakukan penanganan intensif atas kecelakaan laut yang kembali menelan korban jiwa tersebut.

KRONOLOGI KEJADIAN

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari saksi dan unsur terkait, korban berangkat melaut pada dini hari seperti biasa untuk mencari ikan di sekitar perairan Delta Pawan. Tidak berselang lama, cuaca di lokasi perairan berubah drastis.

Hembusan angin kencang diikuti gelombang tinggi mengakibatkan perahu mini milik korban tidak mampu menahan tekanan ombak. Perahu kemudian terbalik dan tenggelam, menghanyutkan korban bersama perlengkapan melautnya.

Tim gabungan yang terdiri dari Satpolairud Polres Ketapang, Basarnas, BPBD, dan nelayan setempat segera melakukan pencarian setelah menerima laporan dari warga. Upaya pencarian dilakukan melalui penyisiran permukaan laut dan penggunaan perahu cepat.

Baca Juga : OPERASI SAR LONGSOR BANJARNEGARA DIPERPANJANG 3 HARI, TIM GABUNGAN LANJUTKAN PENCARIAN KORBAN

UPAYA PENANGANAN DAN PENCARIAN

Kapolres Ketapang menyatakan bahwa setelah mendapatkan informasi awal, tim gabungan langsung melakukan respons cepat. Sejumlah langkah penanganan dilakukan, di antaranya:

  • Menurunkan personel Satpolairud untuk pencarian di titik dugaan awal tenggelam.

  • Melakukan koordinasi dengan Basarnas dan BPBD Ketapang untuk memperluas area pencarian.

  • Melibatkan nelayan setempat dalam pemetaan arus dan lokasi kemungkinan korban hanyut.

  • Melakukan pemeriksaan kondisi cuaca melalui BMKG guna memastikan keamanan petugas selama proses pencarian.

Perahu korban ditemukan dalam keadaan tenggelam dan rusak di beberapa bagian. Sementara itu, korban ditemukan tidak berselang lama dari lokasi kejadian dan segera dievakuasi ke daratan.

PERNYATAAN RESMI KEPOLISIAN

Kapolres Ketapang menyampaikan duka cita mendalam atas peristiwa ini dan mengimbau masyarakat pesisir untuk lebih waspada terhadap perubahan cuaca ekstrem.

“Kami mengimbau seluruh nelayan agar selalu memperhatikan informasi cuaca dari pihak berwenang sebelum melaut. Situasi cuaca yang tidak menentu berpotensi membahayakan keselamatan,” ujar Kapolres dalam keterangan resmi.

Beliau juga menegaskan bahwa Polri akan terus meningkatkan kehadiran personel di wilayah rawan kecelakaan laut, serta memperkuat sinergi dengan Basarnas dan BPBD dalam upaya penanganan darurat.

Sebagai bentuk pencegahan, Polres Ketapang memberikan imbauan kepada seluruh nelayan di wilayah pesisir:

  1. Selalu mengecek informasi cuaca dari BMKG sebelum turun ke laut.

  2. Menggunakan perahu dan alat keselamatan standar, termasuk jaket pelampung.

  3. Menghindari aktivitas melaut saat peringatan dini cuaca ekstrem dikeluarkan.

  4. Melapor ke pos kepolisian atau pos nelayan sebelum dan sesudah melaut.

  5. Segera kembali ke darat apabila cuaca mulai berubah mendadak.

Polri berkomitmen memberikan pengayoman dan perlindungan kepada masyarakat pesisir serta memastikan penanganan setiap kejadian kecelakaan laut dilakukan secara cepat, profesional, dan terkoordinasi.

Informasi lanjutan mengenai perkembangan penanganan kejadian ini akan disampaikan melalui kanal resmi Humas Polri.

RED : AN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *