Viral! Dua Siswi SMP Mabuk Berat Usai Pesta Miras Oplosan di Sukaraja, Lima Pelajar Diamankan

Berita, Jabar91 Dilihat

Tasikmalaya, Lintasnusa.com – 29 Mei 2025  Masyarakat dikejutkan dengan beredarnya sebuah video yang memperlihatkan dua siswi SMP dalam kondisi diduga mabuk berat usai mengonsumsi minuman keras oplosan. Video berdurasi beberapa detik itu tersebar luas di berbagai grup WhatsApp warga dan memicu keprihatinan publik.

Dalam video tersebut, tampak kedua siswi masih mengenakan seragam sekolah. Salah satunya terlihat sadar namun dalam kondisi tidak stabil, sementara temannya tergeletak tak berdaya dengan ucapan yang tidak jelas. Ketiganya kemudian terlihat sedang dimintai keterangan oleh petugas berseragam TNI.

Menurut informasi dari warga sekitar, peristiwa ini terjadi di Kampung Cijabar, Leuwibudah, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya. Nanang, salah satu warga, menyatakan video tersebut sudah beredar selama dua hari terakhir dan menjadi perbincangan hangat di lingkungan warga.

“Iya, videonya mulai viral dua hari lalu di grup WhatsApp warga,” ujar Nanang kepada tim Humas Pemkot Tasikmalaya, Kamis (29/5/2025).

Lima Pelajar Diamankan Polisi

Kapolsek Sukaraja, AKP Puryono, membenarkan adanya kejadian pesta miras yang melibatkan lima pelajar di bawah umur. Pihak kepolisian telah mengamankan para pelajar tersebut untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

Dijelaskan oleh Puryono, insiden ini bermula saat dua siswi dari salah satu MTs di luar wilayah Sukaraja meminta seorang pelajar SMP Negeri untuk membelikan minuman keras jenis ciu. Setelah mendapatkan miras tersebut, kelima pelajar menuju kawasan Situs Sanghiang, Kecamatan Tanjungjaya, dan mengonsumsinya bersama minuman berenergi.

“Mereka menuju Lapang Situs Sanghiang dan meminum miras oplosan. Dua siswi itu lalu dalam kondisi mabuk berat dan diturunkan oleh temannya di rumah warga,” jelas AKP Puryono.

Pihak kepolisian saat ini masih menyelidiki asal-usul miras dan dugaan keterlibatan pihak lain dalam peredaran minuman tersebut.

Tindakan Tegas dan Imbauan Orang Tua

Kejadian ini mendapat sorotan serius dari aparat keamanan dan pihak sekolah. Pihak kepolisian menegaskan akan memberikan pembinaan khusus kepada kelima pelajar, serta memanggil orang tua dan pihak sekolah untuk penanganan lebih lanjut.

Puryono juga mengimbau masyarakat dan orang tua untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak, khususnya saat berada di luar rumah dan setelah jam sekolah.

“Kita harus bekerja sama menjaga generasi muda dari pengaruh negatif seperti miras dan pergaulan bebas. Keterlibatan orang tua sangat penting,” ujarnya.

Pemkab dan Satpol PP Diminta Perketat Pengawasan

Insiden ini kembali membuka mata banyak pihak tentang bahaya minuman keras oplosan di kalangan remaja. Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya melalui Satpol PP diharapkan melakukan razia berkala serta pengawasan penjualan miras ilegal, terutama yang menyasar anak di bawah umur.

Baca Juga : SMAN 1 Singaparna, Sekolah Negeri Paling Diminati di Tasikmalaya! Ini Alasan Ribuan Siswa Berebut Masuk

Dampak Psikologis dan Pendidikan

Pakar pendidikan dan psikolog anak menyoroti bahwa kejadian seperti ini tidak hanya membahayakan kesehatan fisik pelajar, tetapi juga dapat menimbulkan trauma psikologis, penurunan prestasi belajar, dan stigma sosial yang merugikan masa depan mereka.

“Keterlibatan pelajar dalam konsumsi miras adalah sinyal alarm bahwa pengawasan kita – baik dari keluarga maupun sekolah – masih longgar. Kasus ini harus jadi momentum evaluasi,” ungkap Dr. Nuraini, Psikolog Pendidikan Universitas Siliwangi.

Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya menyatakan akan mengevaluasi prosedur bimbingan konseling di sekolah-sekolah serta meningkatkan koordinasi dengan pihak kepolisian dan aparat desa dalam memantau kegiatan siswa di luar jam belajar.

Langkah Pencegahan yang Disiapkan

Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya melalui Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, dan Satpol PP menyatakan akan:

Mengadakan penyuluhan bahaya miras oplosan ke sekolah-sekolah tingkat SMP dan MTs.

Meningkatkan patroli Satpol PP dan kepolisian di lokasi-lokasi rawan seperti situs wisata, taman kota, dan tempat-tempat sepi yang kerap dijadikan lokasi pesta minuman keras.

Menggandeng tokoh masyarakat dan ulama untuk memberi edukasi kepada remaja di lingkungan tempat tinggal mereka.

Mengaktifkan pos ronda dan pemantauan remaja di desa dan kelurahan.

Kejadian ini menjadi peringatan keras bagi semua pihak—mulai dari orang tua, sekolah, pemerintah daerah, hingga aparat keamanan—bahwa edukasi moral dan pengawasan anak-anak harus menjadi prioritas bersama.

Mari bersama ciptakan lingkungan yang aman, sehat, dan produktif bagi generasi muda kita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *