Jakarta, Lintasnusa.com – 26 Mei 2025 Banjir masih menjadi tantangan rutin yang dihadapi Ibu Kota Jakarta. Kombinasi dari topografi rendah, penurunan muka tanah, curah hujan yang tinggi, serta aliran air dari sungai-sungai yang bermuara di wilayah ini menjadikan Jakarta sebagai salah satu kota dengan risiko banjir tertinggi di dunia.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus melakukan berbagai upaya komprehensif untuk meminimalkan dampak banjir. Berbagai langkah teknis seperti pengerukan saluran air, penambahan unit pompa, hingga pembangunan tanggul rob telah dilakukan secara bertahap. Selain itu, koordinasi lintas wilayah dengan daerah penyangga seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek) turut diperkuat.
Baca Juga : Sambutan Kepala Dusun Kp. Wangun dalam Acara Pelepasan Kelas 9 dan Kenaikan Kelas 7-8 SMP IT Al Barokah
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menegaskan bahwa penanganan banjir tidak bisa dilakukan secara parsial atau terpisah-pisah. Ia menyatakan bahwa penyelesaian harus mencakup pendekatan hulu, tengah, dan hilir yang saling terintegrasi dan melibatkan lintas provinsi.
“Akan dikoordinasikan antara Jawa Barat, Jakarta, dan Banten, dari hulu dan juga menengah dan hilir, untuk penanganan banjir ini,” ujar Gubernur Pramono, sebagaimana dikutip dari Jakarta.go.id, Senin (26/5/2025).
Pemprov DKI Jakarta juga terus memperkuat infrastruktur pendukung guna mengurangi potensi genangan yang meluas. Hingga saat ini, tercatat sebanyak 586 pompa stasioner dan 527 pompa mobile telah disiagakan di berbagai titik rawan genangan. Di sisi lain, proyek pembangunan tanggul rob di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, terus dikebut. Tanggul yang memiliki panjang 1,4 kilometer dan tinggi 2,5 meter itu ditargetkan rampung pada akhir tahun ini.
Dengan semangat kolaborasi lintas wilayah dan penguatan infrastruktur, Pemprov DKI Jakarta berharap upaya ini dapat mempercepat penanggulangan banjir secara menyeluruh dan berkelanjutan.