INNALILLAHI, Ajengan Mimih Haeruman Wafat: Pingsan Seusai Shalat Jumat, Meninggal Dunia karena Serangan Jantung

Berita, Jabar113 Dilihat

Tasikmalaya, Lintasnusa.com Kabar duka datang dari dunia pesantren dan keagamaan di Kabupaten Tasikmalaya. Ajengan Mimih Haeruman, ulama karismatik sekaligus tokoh yang dikenal dengan pandangan-pandangannya yang tegas dan kontroversial, wafat dunia pada Minggu, 8 Juni 2025. Almarhum mengembuskan napas terakhirnya di RS Jantung setelah sebelumnya mengalami pingsan seusai melaksanakan Shalat Jumat di lingkungan Pondok Pesantren Padepokan Santri Manuk Heulang, Mangunreja, yang ia pimpin.

Wafatnya Mimih Haeruman mengejutkan banyak pihak, termasuk kalangan tokoh masyarakat, santri, dan warga Tasikmalaya secara umum. Selain dikenal sebagai pimpinan pondok pesantren yang tegas dalam mengawal nilai-nilai keislaman, ia juga merupakan salah satu eksponen penting pergerakan sosial sejak era reformasi, dikenal sebagai bagian dari Eksponen ’96.

Ajengan Mimih bukan tokoh yang asing di ranah publik. Pandangan-pandangannya yang tajam terhadap situasi politik dan sosial menjadikannya sering muncul di media sosial, termasuk di akun TikTok pribadinya, yang kerap mengundang perhatian warganet. Ia dikenal menyuarakan aspirasi rakyat bawah secara lantang, baik dalam ceramah keagamaan maupun dalam momen politik lokal.

Baca Juga : Mahasiswa Asal Cibiuk Garut Diamankan Polisi, Diduga Terlibat Peredaran Narkoba Tembakau Sintetis

Pada Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Kabupaten Tasikmalaya yang belum lama berlangsung, Mimih Haeruman sempat berseteru secara terbuka dengan Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Barat, H. Amir Mahmud. Hal ini mencerminkan sikap independennya dalam menentukan sikap politik, sekalipun ia sebelumnya memiliki kedekatan dengan mantan Bupati Tasikmalaya, H. Ade Sugianto. Dalam momentum politik terakhir, Mimih memilih haluan berbeda dan menyampaikan kritik-kritiknya secara terbuka kepada berbagai pihak.

Kabar wafatnya Ajengan Mimih mendapat respons cepat dari Wakil Bupati Tasikmalaya, Asep Sopari Al Ayubi, yang baru empat hari dilantik. Ia secara langsung mendatangi Pontren Manuk Heulang di Kampung Jojok, Mangunreja, untuk melakukan takziah dan menyampaikan belasungkawa.

“Atas nama pribadi dan pemerintah daerah, kami mengucapkan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya. Semoga Allah menerima amal baik almarhum, menerangi alam kuburnya, dan menempatkannya di tempat terbaik di sisi-Nya,” ujar Asep Sopari dengan haru.

Meski kerap bersikap vokal, Mimih Haeruman juga dikenal memiliki kedekatan emosional dengan banyak tokoh, baik dari kalangan agama, politik, hingga kepemudaan. Namun, ia tak segan menyatakan sikap berbeda bila merasa ada ketimpangan terhadap nilai keadilan sosial atau prinsip Islam yang ia pegang.

Kepergian Ajengan Mimih meninggalkan kekosongan mendalam, khususnya di kalangan santri dan pengikutnya di Pontren Padepokan Manuk Heulang. Ratusan orang dari berbagai kalangan mulai berdatangan untuk memberikan penghormatan terakhir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *