Kasus HIV di Tasikmalaya Tembus 1.435 hingga Mei 2025, Dinas Kesehatan Gencarkan Pengendalian

Berita, Jabar91 Dilihat

Tasikmalaya, Lintasnusa.com – Rabu, 18 Juni 2025 Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya terus menggencarkan upaya skrining dan edukasi publik dalam rangka mengendalikan penyebaran virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang semakin memprihatinkan. Hingga Mei 2025, tercatat sebanyak 1.435 kasus kumulatif HIV sejak pendataan dimulai pada Januari 2004, dengan delapan kasus kematian dalam kurun waktu lima bulan terakhir.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, dr. Uus Supangat, menyampaikan bahwa lonjakan data tersebut merupakan hasil dari masifnya pelaksanaan skrining pada masyarakat, khususnya yang termasuk dalam kategori berisiko tinggi di usia produktif.

Distribusi Kasus dan Kelompok Usia

Berdasarkan data resmi Januari–Mei 2025, terdapat 74 kasus baru, dengan 8 di antaranya meninggal dunia. Distribusi kasus berdasarkan kelompok usia adalah sebagai berikut:

  • 1 kasus: usia 1–10 tahun

  • 11 kasus: usia 11–20 tahun

  • 40 kasus: usia 21–30 tahun (54%)

  • 16 kasus: usia 31–40 tahun (22%)

  • 3 kasus: usia 41–50 tahun

  • 3 kasus: usia 51–60 tahun

“Kelompok usia 21–30 tahun masih menjadi yang paling rentan, karena berada dalam usia aktif dan mobilitas sosial tinggi,” ungkap dr. Uus.

Faktor Risiko dan Tren Tahunan

Kelompok Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL) tercatat sebagai penyumbang terbanyak dalam transmisi HIV, diikuti oleh kelompok waria, wanita pekerja seks (WPS), serta masyarakat umum di usia produktif.

Baca Juga : Gadis Remaja Diduga Jadi Korban Kekerasan Seksual oleh Tiga Pria Dewasa di Sukaraja, Kasus Masuk Proses Hukum

Tren tahunan kasus baru menunjukkan kenaikan signifikan:

  • Tahun 2022: 145 kasus

  • Tahun 2023: 145 kasus

  • Tahun 2024: 169 kasus

  • Januari–Mei 2025: 74 kasus

“Kenaikan ini sekaligus menunjukkan efektivitas skrining aktif. Namun tentu ini juga menjadi alarm serius bahwa upaya pencegahan harus terus ditingkatkan,” tambahnya.

Strategi Pengendalian dan Imbauan

Dinas Kesehatan akan terus memperluas program edukasi seksual berbasis kesehatan reproduktif, memperkuat layanan konseling dan tes HIV, serta melakukan kerja sama lintas sektor termasuk dengan pendidikan, komunitas, dan keagamaan.

Masyarakat diminta tidak mengucilkan penderita HIV, dan justru bersama-sama mendukung lingkungan yang inklusif, sehat, dan bebas stigma, demi menekan penyebaran HIV/AIDS di Kota Tasikmalaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *