Lolos Masuk UGM Tanpa Tes, Anak Penjaga Warung Ini Kuliah Gratis Berkat Beasiswa

Berita116 Dilihat

Yogyakarta, Lintasnusa.com – 13 Juni 2025 Febiyanti Nur Mahmudah (18), seorang gadis asal Sidoagung, Godean, Sleman, menorehkan kisah inspiratif yang menggugah hati. Meski berasal dari keluarga sederhana, ia berhasil menembus Universitas Gadjah Mada (UGM) tanpa tes melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025. Tak hanya itu, ia juga mendapatkan beasiswa penuh Uang Kuliah Tunggal (UKT) melalui skema Pendidikan Unggul Bersubsidi 100 persen dari UGM.

Febi, anak bungsu dari empat bersaudara, dibesarkan oleh sang ibu, Siti Sofariyatun (61), seorang penjaga warung sembako. Sejak ayahnya, Ismuni Sutrisno, wafat akibat komplikasi diabetes pada 2021, sang ibu menjadi tulang punggung tunggal keluarga dengan penghasilan rata-rata hanya Rp 50 ribu per hari.

Namun keterbatasan ekonomi tak memadamkan semangat Febi. Saat bersekolah di SMA Negeri 7 Yogyakarta, ia aktif di organisasi OSIS, peleton inti, teater, hingga Forum Anak Kabupaten Sleman, sambil tetap menjaga prestasi akademik di jajaran lima besar kelas.

“Saya ingin punya peran nyata di masyarakat, baik lewat kebijakan publik maupun dunia akademik,” ujar Febi yang memilih Program Studi Politik dan Pemerintahan di FISIPOL UGM, Kamis (12/6).

Febi mengaku terbiasa hidup hemat. Uang saku harian Rp 5.000–Rp 7.000 ia kelola cermat. Ibunya rutin mengantar dengan sepeda motor ke sekolah, sementara pulangnya ia naik TransJogja. “Keterbatasan bukan alasan. Justru itu yang bikin saya terus berjuang,” tuturnya.

Baca Juga : Keren, Kalurahan Wukirsari Bantul Ditetapkan Jadi Kawasan Berbasis Kekayaan Intelektual

Bagi sang ibu, keberhasilan Febi adalah anugerah besar. “Saya cuma bisa berdoa agar dia kuat menjalani kuliah. Sejak kecil Febi memang mandiri dan rajin belajar,” kata Siti dengan mata berkaca-kaca.

Kisah Febiyanti menunjukkan bahwa pendidikan tinggi bukan hanya milik mereka yang berkecukupan. Dengan kerja keras, tekad, dan dukungan keluarga, siapa pun bisa mewujudkan impian, menembus kampus terbaik di Indonesia, bahkan tanpa harus membayar biaya kuliah.

UGM sendiri terus membuka peluang seluas-luasnya bagi pelajar berprestasi dari latar belakang ekonomi kurang mampu, melalui skema beasiswa yang adil dan inklusif. Kisah seperti Febi diharapkan menjadi pemantik semangat generasi muda untuk terus belajar dan berani bermimpi.

“Saya ingin jadi dosen atau pegiat kebijakan. Saya percaya, perubahan itu dimulai dari pendidikan dan semangat untuk berkontribusi,” tutup Febi penuh harapan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *