Mimpi Timnas Indonesia ke Piala Dunia Pupus, Kluivert Pukul Bench

Berita, Olahraga76 Dilihat

Jakarta, Lintasnusa.com  — Harapan Timnas Indonesia untuk melangkah ke putaran final Piala Dunia 2026 resmi kandas setelah kalah dramatis 0-2 dari Arab Saudi di laga terakhir babak kualifikasi zona Asia. Kekalahan ini tak hanya mengakhiri mimpi jutaan pendukung Garuda, tetapi juga memunculkan emosi di pinggir lapangan — terutama dari pelatih kepala, Patrick Kluivert, yang terlihat frustrasi hingga memukul bench usai peluit panjang berbunyi.

Pertandingan yang digelar di Stadion King Fahd, Riyadh, berlangsung penuh tensi. Indonesia sejatinya hanya membutuhkan hasil imbang untuk menjaga asa lolos ke babak berikutnya. Namun, dua gol cepat dari tuan rumah di babak pertama membuat skuad Garuda tertekan sepanjang laga.

Kluivert terlihat berulang kali memberikan instruksi keras dari tepi lapangan. Namun, lemahnya koordinasi antarlini dan buruknya penyelesaian akhir membuat Indonesia gagal menciptakan peluang berbahaya. Saat peluit panjang dibunyikan, pelatih asal Belanda itu tampak menendang botol dan memukul bench sebagai bentuk kekecewaan mendalam.

“Kami sudah berjuang sekuat tenaga, tapi hasil tidak berpihak pada kami. Ini sangat menyakitkan,” ujar Kluivert dalam konferensi pers usai laga.

Baca Juga : Bupati Garut Akui Pelayanan KTP Terhambat Kekosongan Blangko, Disdukcapil Justru Raih Penghargaan

Evaluasi dan Masa Depan Garuda

Kegagalan ini menandai akhir perjalanan Indonesia yang cukup menjanjikan di awal kualifikasi. Tim Garuda sempat mencuri perhatian dengan mengalahkan Vietnam dan menahan imbang Australia. Namun, inkonsistensi performa di fase akhir membuat peluang mereka hilang.

Pakar sepak bola nasional menilai bahwa Timnas Indonesia sebenarnya telah menunjukkan kemajuan signifikan dari segi taktik dan fisik. Namun, kelemahan di lini belakang dan transisi cepat lawan sering menjadi titik lemah yang belum teratasi.

Meski mimpi ke Piala Dunia pupus, banyak pihak berharap PSSI tetap mempertahankan proyek jangka panjang bersama Kluivert. Pengalaman dan pendekatannya yang modern dinilai penting untuk membangun fondasi generasi emas sepak bola Indonesia ke depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *