Tragedi Air India AI-171: Pemutusan Pasokan Bahan Bakar Jadi Penyebab Jatuhnya Pesawat

Berita563 Dilihat

Ahmedabad, Lintasnusa.com – India Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat Udara India (AAIB) secara resmi merilis temuan awal terkait kecelakaan fatal pesawat Air India AI-171 yang jatuh sesaat setelah lepas landas dari Bandara Internasional Sardar Vallabhbhai Patel, Ahmedabad, pada tanggal 12 Juni 2025.

Pesawat jenis Boeing 787-8 Dreamliner tujuan London Gatwick tersebut mengalami kehilangan daya mesin secara mendadak akibat pemutusan pasokan bahan bakar, sebagaimana disebutkan dalam laporan investigasi awal. Insiden tragis ini mengakibatkan 260 korban jiwa, terdiri dari 241 penumpang dan kru serta 19 warga sipil yang berada di lokasi saat pesawat menghantam bangunan asrama BJ Medical College and Hospital. Satu penumpang dilaporkan selamat.

Hasil rekaman data penerbangan menunjukkan bahwa dua sakelar pengontrol bahan bakar berpindah secara hampir bersamaan dari posisi “RUN” ke “CUTOFF” saat pesawat mencapai kecepatan udara 180 knot. Perekam suara kokpit (CVR) mencatat percakapan antara dua pilot di mana salah satu bertanya, “Mengapa kamu matikan?” dan dijawab, “Saya tidak melakukannya.”

Rekaman tersebut menunjukkan bahwa tidak ada pilot yang secara sadar memindahkan sakelar bahan bakar, dan tidak ditemukan indikasi kesalahan manusia pada saat kejadian berlangsung.

Setelah sakelar sempat dikembalikan ke posisi “RUN”, mesin mencoba menyala kembali. Namun, ketinggian yang terlalu rendah dan waktu yang terbatas tidak memungkinkan pesawat kembali ke posisi terbang stabil. Dalam momen-momen terakhir, terdengar panggilan darurat “MAYDAY MAYDAY MAYDAY” sebelum pesawat kehilangan ketinggian dan jatuh di area padat penduduk.

Baca Juga : Dosen UNM Ditemukan Meninggal Dunia di Area Kampus Poltekkes, Polisi Lakukan Penyelidikan Lanjutan

Pakar keselamatan penerbangan asal AS, John Cox, menegaskan bahwa sakelar kontrol bahan bakar dirancang untuk tidak mudah berpindah posisi secara tidak sengaja, karena memiliki sistem pengaman berupa daya terisolasi dan penguncian mekanis. Sakelar ini hanya boleh dioperasikan saat kondisi darurat atau saat proses shutdown mesin di darat.

Tidak ditemukan adanya kondisi darurat seperti kebakaran mesin ataupun kerusakan sistem yang membenarkan pemutusan aliran bahan bakar saat itu.

AAIB menegaskan bahwa investigasi akan terus dilakukan secara menyeluruh dengan melibatkan ahli dari berbagai negara, termasuk dari Boeing dan pihak regulator penerbangan sipil India (DGCA). Fokus investigasi selanjutnya adalah memeriksa kemungkinan adanya gangguan sistem elektronik, sabotase teknis, atau cacat produksi.

Atas nama Pemerintah India dan seluruh tim investigasi, AAIB menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada seluruh keluarga korban atas tragedi ini. Pihak maskapai Air India juga diminta memberikan dukungan penuh terhadap proses investigasi dan pemulihan pasca insiden.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *